Selamat tahun baru 2021 teman-teman! Aku berdoa agar kalian selalu diberi kebahagiaan, ya! Terima kasih sekali sudah selalu berkunjung untuk membaca cerita maupun ulasanku atas beberapa hal. Aku harap semua postinganku di blog thevallenpost ini bermanfaat dan juga bisa jadi inspirasi~
Nah, dipostingan kali ini bukan tentang skin-care atau make-up, tapi aku mau share pengalamanku berkunjung ke salah satu pantai di Jawa Timur yang bisa dibilang wajib dikunjungi kalau sedang berada di Kota 1001 Gua ini. Yup, meski terkenal dengan wisata gua nya, pantai-pantai di Pacitan juga gak kalah indah loh. Pantai yang aku kunjungi adalah pantai Klayar, salah satu destinasi wisata yang naik daun karena pernah disambangi mantan presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Oiya, bila mengunjungi pantai di Pacitan kalian harus tetap berhati-hati, karena mayoritas mengarah ke laut selatan, dimana memiliki ombak yang cukup tinggi dan rawan tsunami. Anyway, karena pada masa pandemi ini dan adanya peraturan pemerintah provinsi setempat yang menerapkan protokol kesehatan ketat, sebetulnya aku sedikit ragu untuk berangkat ke sana. Ditambah lagi selama natal dan tahun baru, setiap wisatawan/pengunjung diminta untuk sedia hasil swab antigen/PCR. Selain itu, tidak sedikit pula tempat wisata di Jawa Timur yang tutup untuk meminimalisir penyebaran virus yang sedang booming setahun belakangan ini.
Setelah melewati beberapa pertimbangan, akhirnya aku dan 4 temanku memutuskan berangkat menggunakan kendaraan pribadi dan membawa beberapa perbekalan kesehatan seperti vitamin/obat-obatan pribadi, hand sanitizer serta beberapa masker untuk dipakai dan sebagai cadangan.
ᴘᴇʀᴊᴀʟᴀɴᴀɴ sɪᴅᴏᴀʀᴊᴏ-ᴘᴀᴄɪᴛᴀɴ
Singkat cerita kami memulai perjalanan lebih kurang pukul 22.00 WIB dari Sidoarjo. Bermodal GMaps dan sinyal, kami berangkat dengan restu orang tua sembari berharap kali saja dapat uang jajan kan? hahaha. Anyway, sebuah tips kalau tidak begitu tahu medan selama perjalanan, kalian bisa mengarahkan maps digital ke pusat-pusat kota (alun-alun) agar dilewatkan jalan protokol. Karena kesalahan kami saat itu langsung "menembak" Sidoarjo-pantai Klayar, mengakibatkan sempat tersesat melewati jalanan gunung hingga subuh. Yang seharusnya perjalanan lebih kurang bisa ditempuh 5 jam - 6jam saat itu kami menempuh perjalanan sampai 9 jam.
Untuk menuju Pacitan bisa ditempuh melalui Tol, keluar Madiun lalu dilanjutkan ke Ponorogo, baru masuk Pacitan. Sebetulnya lewat Trenggalek pun juga bisa, tapi menurut informasi kalau lewat jalur selatan jalanannya memang sedikit ekstrim. Walau menurutku kalaupun memilih lewat Ponorogo tetap akan menemui jalanan ekstrim juga. Bedanya yang sedikit "butuh tenaga" hanya di perbatasan Pacitan. Karena memang jalannya cukup menanjak, sehingga usahakan kendaraan yang digunakan betul-betul mumpuni untuk melalui medan seperti itu. Tapi tidak perlu khawatir karena sepanjang jalan sudah beraspal dan bisa dilalui 2 kendaraan dengan aman. Selain itu, tanjakannya pun hanya satu yang menurutku cukup membuat driver dan penumpang bersatu suara memuji nama Tuhan masing-masing, selebihnya terbilang nyaman, ditambah kita akan disuguhi pemandangan yang elok sepanjang perjalanan selama di daerah Pacitan.
ᴘᴀɴᴛᴀɪ ᴋʟᴀʏᴀʀ ᴊᴀᴡᴀ ᴛɪᴍᴜʀ
Seperti yang aku mention diatas, kami sempat tersesat sehingga membuat durasi perjalanan kami hingga 9 jam lamanya. Alhasil, prediksi sampai subuh ternyata lebih kurang pukul 7.00 WIB kami baru berada di depan loket masuk pantai. Oiya, di wilayah Klayar sendiri sebetulnya ada banyak tempat wisata lain seperti Goa Gong, pantai Banyu Tibo (seperti Banyu Anjlok di Malang Selatan, in my opinion), pantai Watukarung (Raja Ampat Jawa Timur) hingga Sungai Maron (lebih direkomendasikan dikunjungi saat kemarau karena air tidak keruh). Kita juga bisa bermalam di pantai Klayar, loh. Tidak perlu khawatir bila tidak ingin mendirikan camp, karena di dalam kawasan Klayar sudah banyak guest house/penginapan yang langsung menghadap ke bibir pantai, dan harganya pun bervariasi mulai 100k - 400k++.
Dikeadaan pandemi seperti ini tidak perlu kaget bila ada beberapa penjaga/pemilik penginapan yang meminta hasil swab nantinya. Walau begitu tidak semua penginapan akan memintanya kok, selain itu pemilik/penjaga penginapan setempat juga selalu membersihkan kamar dengan seksama sehingga kita sebagai pengunjung bisa beristirahat dengan nyaman. Yang penting bila kalian ingin menginap disuatu tempat selalu usahakan rutin/sering cuci tangan, pakai masker dan hindari kerumunan.
Karena perjalanan panjang, yang tadinya kami berencana untuk menginap di luar Pacitan, akhirnya kami memutuskan bermalam di penginapan sekitar. Tidak nge-camp? Eits, walau perawakan kami 20an, tapi tulang ini rasanya sudah 40an, sehingga harus direbahkan di tempat yang proper hehe. Tidak perlu khawatir untuk makan malam ataupun sarapan, karena banyak warung sekitar yang buka 24jam. Tapi khusus natal hingga tahun baru maksimal semua tempat makan dan pertokoan tutup pukul 8 malam.
Sayang sekali dengan harapan kami bermalam di sana untuk mendapat sunset dan sunrise harus sirna karena cuaca yang tidak mendukung. Yup, saat kami berada disana tidak sebentar langit berubah cukup sendu yang membuat sang surya enggan menampakkan pesonanya. Walau begitu kami tetap senang bisa bersantai dengan nyaman dan mendengar gemuruh merdunya deburan ombak malam.
Sunrise di Pantai klayar, cuaca sedikit mendung. |
Oiya, jangan lupa juga untuk naik ke Klayar Hill karena dari sana pemandangannya lebih indah. Sangat cocok untuk spot melihat matahari terbenam maupun terbit. Selain itu di lain sisi bukit juga akan terlihat pantai tersembunyi yang tidak kalah cantik dari Klayar. Tips nya bila mengunjungi suatu pantai, wajib untuk berjalan dari ujung ke ujung hahaha.
Pantai Klayar tampak dari bukit |
Pantai lain yang hanya bisa dilihat melalui Klayar Hill |
Sate Ayam Ponorogo H. Tukri Sobikun |
ᴘᴇʀᴊᴀʟᴀɴᴀɴ ᴘᴀᴄɪᴛᴀɴ - sɪᴅᴏᴀʀᴊᴏ
Esok harinya kami meninggalkan pantai dan menyempatkan diri berkunjung ke salah satu kerabat temanku. Selepas itu barulah melanjutkan perjalanan Pacitan - Ponorogo - Madiun - Surabaya - Sidoarjo. Karena melewati Ponorogo, kami menyempatkan diri untuk mampir kesalah satu sate ayam setempat yang terkenal, Sate Ayam Ponorogo H. Tukri Sobikun. Tempat makan itu banyak dikunjungi VIP bahkan yang ada di pemerintahan sekalipun, sehingga tidak begitu susah untuk menuju ke sana. Oiya, tidak perlu begitu kaget karena jalan menuju lokasi memang memasuki jalan pemukiman dan berada di kawasan kuliner sate Ponorogo. Selepas makan, kami melanjutkan perjalanan dengan santai dan sampai di Sidoarjo sekitar pukul 20.00 - 21.00 WIB.
ʟᴀsᴛ ᴛʜᴏᴜɢʜᴛs
Aku sangat tidak merekomendasikan kalian untuk bepergian, even jarak 1 jam lamanya, bila kondisi kesehatan kalian kurang baik, karena jelas itu tidak aman untuk diri sendiri maupun orang sekitar. Selalu bawa vitamin untuk antibodi dan masker pelindung paling tidak lebih dari 3 buah. Bila memungkinkan gunakan kendaraan pribadi untuk meminimalisir berpapasan atau seruangan dengan orang asing. Terlepas dari itu pantai selatan memang tiada duanya menurutku haha. Untuk pantai Klayar ini aku benar-benar berharap suatu hari nanti bisa kalian kunjungi dengan orang-orang terkasih karena pesonanya yang luar biasa indahnya.
ᴡʜᴀᴛ ɪ sᴘᴇɴᴅ
Kami berangkat 5 orang, jadi pengeluaran mayoritas akan dibagi jumlah tersebut;
- E-toll : IDR330.000,- Pergi-Pulang [@ IDR66k]
- Bensin : IDR350.000,- Pergi-Pulang [@ IDR70k]
Pacitan:
- Tiket Klayar Hill : IDR15.000,- [@ IDR3k]
- Penginapan 2 Kamar, 2 Hari 1 Malam : IDR500.000,- [@ IDR100k] - kami menginap di Kinasih homestay 0853 3032 2211
- Tiket dan parkir mobil pantai Klayar : IDR55.000,- (tiket masuk 10k/org | parkir 5k/mobil) [@ IDR11k] - bila menginap tiket jangan dibuang
Biaya makanan/minuman di pantai Klayar semua sama, lebih kurang IDR10k - IDR 20K
Ponorogo:
- 10 tusuk sate Ponorogo : IDR32.000,-
- 1 Porsi Lontong : IDR5.000,-
Instagram - @thevallenpost
Business inquiries - hubungivallen@gmail.com