Hi there..
Postingan ini sudah mengalami pembaharuan untuk bagian foto progres masalah jerawat yang aku alami. Tapi inti dari keseluruhannya masih sama, termasuk produk yang aku pakai hingga tanggal foto keadaan kulitku yang terbaru. So, selamat membaca!
Semenjak
#dirumahaja banyak banget yang mengeluh tiba tiba kulit wajah jadi
berjerawat dibanding sebelumnya. Nah, bukan berarti kalau tidak keluar
rumah double cleansing dilewatkan. Selain itu jaga pola makan dan
pola tidur juga berpengaruh loh. Anyway, di akhir Mei hingga Agustus
2020 kulitku pun mengalami masalah jerawat yang dibilang cukup parah
untukku, khususnya Agustus, karena menurutku itu adalah "puncaknya". Penyebabnya bukan karena "jerawat #dirumahaja", melainkan kondisi
kesehatan ku yang sedang bermasalah. Alhasil peradangan hampir ada
diseluruh wajahku.
Yup!
Pada saat itu siklus menstruasiku sedang benar benar kurang sehat,
sampai sampai aku mengalaminya hampir 20 hari dan selama itu volumenya
tergolong 'deras'. Karena aku tidak
ada kemampuan memahami anatomi manusia dengan baik, jadi aku tidak mau secara impulsif self diagnose dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis (obgyn).
Untungnya secara bijak dokter ku memberikan solusi untuk aku melakukan
beberapa hal seperti jaga pola makan, olah raga dan menjaga mental
sehingga tidak begitu stres. Selama masa menstruasi itu pun jerawat hormonalku tak kunjung henti. Oiya, untuk informasi saja, tipe jerawatku adalah jerawat batu, yang mana akan membuat sakit/linu diwajah. Bisa dibayangkan betapa susahnya hari hari ku saat itu. Ditambah lagi aku punya kebiasaan buruk, memencet jerawat sehingga membuatnya menjadi luka.
Setelah drama tersebut selesai, tidak membuat jerawat jerawat yang ada menghilang. Hal itu membuatku harus menemui dokter kulit untuk mengatasi masalah tersebut. Karena jerawatku sendiri satu persatu sudah menjadi luka akibat....ulahku sendiri sih hahaha. Nah untuk mengatasi masalah tersebut aku diberikan antibiotik dan obat peradangan untuk jerawatku. Selain itu aku disarankan untuk menjaga kebersihan kulit dengan mencuci 3x dalam sehari serta menggunakan sunscreen. Yup, awalnya aku juga merasa terlalu 'berlebihan' mencuci wajah 3 kali dalam sehari. Namun aku "menampar" diriku dengan tidak membantah arahan ahli.
Foto diambil dengan kamera smartphone di luar ruangan |
Sebetulnya aku diberikan (beli lol) juga sabun cuci muka khusus, sunscreen dan krim malam dari dokter, namun semua itu hanya bertahan beberapa hari pemakaian karena membuat kulitku kering, sampai sampai menjadikannya sensitif plus perih di area tertentu. Jadi, aku memutuskan untuk "meracik" sendiri produk face-care ku selama mengalami peradangan tersebut dan tentu saja diimbangi dengan obat minum dari dokter;
Aku selalu menerapkan double cleansing dengan memilih cleansing oil Nivea menjadi 1st cleanser ku. Sejauh ini yang aku suka CO ini sangat ringan dan mudah dibilas. Selain itu performanya untuk mengangkat residu pada kulit wajah juga bagus, apalagi ada kandungan grapeseed oil yang mana memiliki sifat anti inflamasi dan anti mikroba jadi cocok untuk kulit yang sedang berjerawat. Lengkapnya kalian bisa baca review ku atas produk tersebut disini.
Sebetulnya face wash Heimish ini tidak asing dikulitku, karena tahun lalu (2019) saja aku sudah menghabiskan beberapa tube botol, entah karena aku yang terlewat setia atau memang hanya efek positif yang aku rasakan. Face wash ini sendiri memiliki kandungan utama tanah liat putih natural Amazon yang bagus untuk mengontrol produksi sebum, membersihkan residu pada wajah hingga ke pori pori dan bisa membuat wajah lebih segar. Untuk pengalaman lengkapku menggunakan produk tersebut silakan baca disini.
Seperti yang aku ceritakan diawal, wajahku menjadi lebih sensitif dan kering karena beberapa skincare dokter. Sehingga aku mencari pelembap yang bisa mengatasi masalah tersebut. Bertemulah aku dengan produk yang harfiahnya diperuntukkan bagi para "manusia menggemaskan" ini. Krim dari Mustela ini memiliki formula yang memang didesain untuk kulit (bayi) yang mengalami eksim atopik. Sehingga saat mengenai luka yang ada diwajahku tidak memberi rasa sakit sama sekali. Dan karena teksturnya yang thick, produk ini dengan mudah dapat mengembalikan kelembapan kulitku hingga menghilangkan rasa perih yang sempat aku rasakan. Untuk lebih tahu pengalamanku menggunkan produk ini, bisa kunjungi Instagram ku atau klik disini.
Selain hal diatas, aku juga menyeimbangi dengan penggunaan sunscreen dipagi ataupun siang hari, serta berusaha semaksimal mungkin untuk berpikir positif (meski susah dimasa pandemi seperti ini), minum cukup. Sekarang senang banget ketika menggunakan cushion tekstur wajahku tidak separah dulu dan saat mengimplementasikan make up, kulit tidak terasa sakit sama sekali.
Jadi teman teman, bila ada orang sekitarmu yang sedang berjuang mengatasi jerawat, bantu dengan membuatnya bahagia dan dorong untuk lebih banyak memiliki pola pikir positif. Kalian boleh memberikan beberapa saran produk tertentu untuk digunakan, tapi sebisa mungkin tidak memaksa dan terkesan "menjatuhkan" hingga orang tersebut merasa sia sia atas semua usahanya. Selain itu selalu cegah bila mereka mulai melakukan self diagnose, tanpa memiliki dasar ilmu yang pasti untuk judge suatu kondisi. Buat diri sendiri juga untuk tidak mengucapkan apapun bila tidak ada pemahaman ilmu atas hal tersebut (dalam hal ini permasalahan kulit).
Bila ada rezeki, tidak ada salahnya melakukan konsultasi kepada dokter spesialis karena beliau beliau lah ahlinya. Namun bila belum ada, bisa dimulai dengan melakukan berbagai kegiatan yang bisa memberikan aura postif khususnya untuk diri sendiri, menjaga pola makan, istirahat dan minum yang cukup. Jaga kebersihan lingkungan serta kulit, karena kotoran atau debu juga merupakan salah satu faktor penyumbat pori pori yang mana bisa menyebabkan timbulnya jerawat.
Kalian juga bisa menggunakan produk produk yang aku pakai seperti diatas, karena siapa tahu cocok dan memberikan hasil positif dikulit kalian. Selain itu yang perlu diingat, penyembuhan untuk semua kondisi kesehatan tidak ada yang instan, tetap optimis dan implementasikan "pengobatan" sewajarnya serta seminimal mungkin, sehingga proses kerjanya menjadi lebih fokus dan badan lebih mudah beradaptasi dengan pengobatan tersebut.
I'm not a specialist, but I hope my story can helps you to find out the problems.
Instagram - @thevallenpost
Business inquiries - 𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐢𝐯𝐚𝐥𝐥𝐞𝐧@𝐠𝐦𝐚𝐢𝐥.𝐜𝐨𝐦