Hi there...
Selamat datang Juli! hahaha. Akhirnya bisa tulis postingan diblog ini lagi, rindu sekali menyapa teman teman semua! heuheu.
Oiya, sepertinya bila kalian termasuk para beauty enthusiast tidak asing dengan kontroversi salah satu beauty guru yang mengatakan bahwa "St. Ives tidak bagus untuk kulit wajah". Jujur aku pribadi saat issue tersebut booming belum memiliki bahkan belum sempat juga mencoba produk produk dari St. Ives satupun. Tapi saat official store yang menjual produk mereka sedang mengadakan diskon, apakah aku akan membelinya? Bahkan setelah tahu alasan influencer yang menyebutkan bahwa produk exfoliate mereka 'berbahaya' ?
Hmm, aku yakin kalian para wanita tahu jawabannya....
Ya TENTU SAJA AKU BELI, wong diskon! Hahahahaha.
Buat yang belum tahu kontroversi tersebut, secara singkat ada seorang influencer yang mengklaim bahwa facial scrub milik St. Ives memiliki kandungan (walnut) shell powder, which is itu bisa merusak skin barrier, menimbulkan micro tears hingga membuat iritasi pada kulit kita. Salah satu produk St. Ives yang memiliki kandungan tersebut yakni varian oatmeal nya, yang mana sedang aku pakai sampai saat ini. Apa tidak takut? Mari aku jabarkan alasan kenapa aku masih berani menggunakan produk itu;
Sebetulnya tidak ada yang istimewa dengan kemasan produk St. Ivest ini, bahannya plastik berbentuk botol tube yang bahkan menurutku tipis tapi ternyata hingga saat ini cukup aman, dengan kata lain tidak ada kerusakan yang berarti. Ukurannya tergolong besar untuk dibawa travelling, tapi aku bisa bilang kualitas tutup kemasannya tergolong kuat. Pemilihan warna untuk desain kemasannya juga enak dipandang. Lebih eye catching juga menurutku dibanding dengan desan lamanya. Overall meski terkesan ramai, aku suka dengan presentasi produk ini.
ᴘʀɪᴄᴇ
Produk St. Ives ini bisa dijumpai dengan mudah dari drugstore, supermarket hingga minimarket sekalipun. Tapi saat itu aku membeli di official store Shopee Unilever. Sejujurnya aku lupa banget harga beliku saat itu, jadi aku cantumkan harga saat ini saja ya;
IDR 68.300,- [Shop Here]
ɪɴɢʀᴇᴅɪᴇɴᴛs
Nah ini bagian yang ditunggu tunggu, ingredient. Seperti yang aku jelaskan diatas, kandungan dari produk facial scrub pada St. Ives ini sedang hangat diperbincangkan saat itu karena walnut shell powder. Tapi key ingredient nya sendiri adalah oatmeal dan madu. Selain itu tiga kandungan lainnya adalah Air, sodium methyl 2-sulfolaurate, hingga glycerin. Nah singkatnya setahuku gliserin sendiri memiliki manfaat untuk mengembalikan kelembapan kulit, membersihkan sel kulit mati, bahkan mencerahkan. Lalu berbicara mengenai walnut atau 'kacang sejuta manfaat' ini selain bagus untuk kesehatan rambut karena kandungan biotinnya, untuk kulit wajah sendiri adanya kandungan omega-3 yang mana bisa membantu kulit agar terlihat bercahaya, lembap, bahkan bisa menguatkan membran sel kulit kita. Namun aku pribadi lebih concern karena kandungan fragrance yang ada pada produk ini, sehingga pemilik kulit sensitif harap berhati hati.
source: skincarisma |
ᴄʟᴀɪᴍs
Seperti yang tertera pada muka kemasan, ini adalah gentle exfoliator yang juga bisa dijadikan masker. Selain itu produk ini juga diklaim terbuat dari 100% natural exfoliants and extracts, hypoallergenic, paraben free, dermatologist tested, non comedogenic, cruelty free.
ᴛᴇxᴛᴜʀᴇ ᴀɴᴅ sᴄᴇɴᴛ
Aku bisa bilang tekstur produk ini tergolong lebih cair dibanding facial scrub pada umumnya. Sehingga tidak jarang produk keluar terlalu banyak untuk sekali pakai. Meski begitu karena ini adalah gentle exfoliator maka tidak heran bila butiran scrubnya kecil kecil, jadi buat aku pribadi cukup nyaman selama menggunakannya. Sayang, aromanya aku kurang suka dan cukup kuat bahkan saat digunakan baunya tidak hilang. Kalau bisa aku gambarkan seperti aroma lembap dan berdebu. Apakah bisa dibayangkan? Uh maaf aku sepertinya masih kurang jago membuat visualisasi dalam bentuk tulisan haha-_-v
ʜᴏᴡ ɪ ᴜsᴇ
Sejauh ini aku bisa bilang tidak begitu rutin menggunakannya, hanya pada saat tertentu dimana aku merasa tekstur kulitku sedang tidak bagus dan merasa kusam walau sudah cuci muka sekalipun. Step mengekfoliasi menggunakan facial scrub ini aku terapkan setelah first cleansing. Dalam keadaan wajah yang sudah kubasahi, aku implementasikan diwajah dengan kuantitas secukupnya. Tapi sebelum mengambil produknya aku harus mengocok kemasannya dulu agar scrubnya ikut terambil, bila tidak niscaya tidak ada scrub yang keluar. Aku pijat dengan lembut meski butiran scrubnya kecil karena tidak bisa ditepis ini adalah produk exfoliator yang langsung bergesekan pada kulit. Tidak lama, 30 detik hingga 1 menit aku bilas menggunakan air suhu ruang. Terkadang bila 'iseng' aku masih cuci muka lagi menggunakan facial wash hahaha, tapi perlu diingat kalau hal itu aku lakukan saat ingin saja. Dan ya tentu saja, wajahku terasa sangat kering setelahnya hahaha. Oh tidak jarang juga aku gunakan untuk scrub badan, dan hasilnya tidak jauh berbeda bila digunakan pada kulit wajah.
ʀᴇsᴜʟᴛ
Kalau saja aromanya tidak semengganggu itu, aku bisa benar benar jatuh cinta dengan produk ini sepenuhnya. Setelah menggunakannya aku selalu suka instant result yang diberikan dimana 𝙥𝙤𝙧𝙞 𝙥𝙤𝙧𝙞𝙠𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙞𝙝, 𝙘𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙘𝙖𝙧𝙖 𝙞𝙣𝙨𝙩𝙖𝙣 𝙥𝙪𝙡𝙖, 𝙩𝙚𝙠𝙨𝙩𝙪𝙧 𝙬𝙖𝙟𝙖𝙝 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙡𝙚𝙢𝙗𝙪𝙩, 𝙙𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙬𝙖𝙟𝙖𝙝 𝙠𝙚𝙧𝙞𝙣𝙜 𝙖𝙩𝙖𝙪𝙥𝙪𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖 𝙨𝙚𝙥𝙚𝙧𝙩𝙞 𝙠𝙚𝙩𝙖𝙧𝙞𝙠. Untuk membilasnya pun tidak begitu susah tapi tidak mudah juga, ditambah lagi seperti yang aku tuliskan pada bagian cara ku pakai produk ini yang mana sedikit menyusahkan buatku.
Bila sedang merasa 'berani', aku juga pakai produk ini saat kondisi kulit sedang berjerawat. Untungnya produk ini tidak membuat efek negatif. Sebetulnya sih aku pribadi lebih prefer menggunakan chemical exfoliate bila kulit sedang bermasalah.
🌟 8/10
Anyway karena hasil yang menakjubkan walau dipakai hanya saat ingin, menjadi alasanku masih menggunakan produk kontroversi ini. Selain itu aku juga tidak bisa bilang produk ini aman sepenuhnya, begitu pula dengan produk perawatan kulit lainnya. Dan betul, tidak semua orang cocok dengan ekfoliasi fisik dan tentu tidak juga semua cocok dengan ekfoliasi kimia karena kedua metode itu ada plus minus nya. Cara tahu cocok tidaknya bagaimana? Ya dicoba sendiri, dirasakan sendiri dan dievaluasi sendiri.
Aku pribadi kurang setuju dengan statment influencer tersebut, kenapa? Kembali lagi ke pengetahuan dasar bahwa "kulitku bukan kulitmu" yang bisa juga diartikan reaksi kulit tiap orang berbeda beda. Tidak semua orang cocok menggunakan produk St. Ives yang mengandung walnut shell powder dan begitu pula sebaliknya, tidak bisa dipungkiri bahwa ada banyak juga orang yang cocok dengan kandungan itu. Intinya harus diterapkan sendiri, bukan 'katanya si A, katanya si B'. Penggunaan produk ekfoliasi juga tidak disarankan dipakai secara intens/berkala. Beri jeda waktu sehingga hasilnya lebih maksimal dan jauh dari efek negatif dimasa depan.
Jadi gimana menurut kalian, apakah masih tetap akan menggunakan produk scrub St. Ives?
Semoga sharing ku membantu kalian~
Instagram - @thevallenpost
Email - 𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐢𝐯𝐚𝐥𝐥𝐞𝐧@𝐠𝐦𝐚𝐢𝐥.𝐜𝐨𝐦